+ Jadi, kekasihmu itu Si A, Si B, Si C, Si D, atau Si E?
- Diantara mereka tidak ada yang menjadi kekasihku.
+ Lantas, mengapa kau memanggil mereka semua dengan panggilan "sayang"?
- Karena aku suka.
+ MURAHAN!
- Sudah bercermin pada dirimu sendiri sebelum memberi panggilan MURAHAN pada seseorang?
+ Belum.
- Lantas? Kalau begitu kamu tidak berbeda jauh denganku.
+ Aku berbanding terbalik denganmu!
- Ah, sudahlah.
+ Mengapa kau memanggil mereka semua dengan panggilan "sayang"? Apa kau mencintai mereka?
- Tidak. Sejak awal sudah kukatakan padamu, aku hanya suka memanggil mereka dengan panggilan "sayang". Hanya itu saja!
+ MURAHAN!
- Ada apa lagi sih?
+ Jangan menjadikan panggilan "sayang" sebagai mainan. Beberapa orang mempersepsikannya berbeda.
- Oh ya? Tapi, mereka tak mengatakan hal yang seperti itu.
+ Apa seseorang yang tersakiti juga mengatakan kalau dia tersakiti pada seseorang yang menyakitinya?
- Mereka yang cukup berani pasti mengatakannya, tapi yang nyalinya terlalu ciut selalu menyimpannya dalam-dalam.
+ Mereka memiliki persamaan.
- Jadi, apakah mereka yang kupanggil "sayang" itu tersakiti?
+ Kalau mereka tahu kau memanggil banyak orang dengan panggilan "sayang", sama saja kau menikam mereka dari belakang.
- Ah, tapi aku tak pernah berpikiran seperti itu.
+ Kau benar-benar tak punya perasaan ya, MURAHAN!
- Ah, kau ini. Di luar sana orang-orang sepertiku masih ada jutaan, bahkan miliyaran.
+ Lalu, kau ingin mengikuti jejak mereka? Dengan menambah jumlah orang yang sakit hati di dunia hanya karena kau memanggil mereka dengan panggilan "sayang"?
- Aku belum pernah berpikiran seperti itu.
+ Kalau kau belum memikirkannya, maka suatu saat nanti kau akan memikirkannya.
- Macam betul aja kau!
+ Jangan menjadikan panggilan "sayang" yang istimewa itu menjadi sesuatu yang DIOBRAL murah!
- Cerewet! Kau mau kupanggil "sayang" juga ya?
+ Hee.. Aku tidak mau jadi korban dari sikap MURAHANMU itu!
- Aku tidak MURAHAN! Aku suka memanggil mereka dengan sebutan "sayang" karena mereka juga akan memanggilku dengan panggilan "sayang", dengan begitu aku merasa diperhatikan.
+ Berarti masalahmu adalah kurang perhatian, bukan karena kau harus memanggil banyak orang dengan panggilan "sayang". Apa kau mencintai mereka yang kau panggil "sayang" itu?
- Ya, satu orang.
+ Lalu, mengapa kau tak memanggil dia dengan panggilan "sayang"? Panggilan "sayang" itu cukup untuk satu orang, dengan begitu dia merasa dicintai dan dihargai.
- Aku hanya belum siap mencintai satu orang.
+ MURAHAN!
- Jaga mulutmu hey!
with love :)
Dwitasari
- Diantara mereka tidak ada yang menjadi kekasihku.
+ Lantas, mengapa kau memanggil mereka semua dengan panggilan "sayang"?
- Karena aku suka.
+ MURAHAN!
- Sudah bercermin pada dirimu sendiri sebelum memberi panggilan MURAHAN pada seseorang?
+ Belum.
- Lantas? Kalau begitu kamu tidak berbeda jauh denganku.
+ Aku berbanding terbalik denganmu!
- Ah, sudahlah.
+ Mengapa kau memanggil mereka semua dengan panggilan "sayang"? Apa kau mencintai mereka?
- Tidak. Sejak awal sudah kukatakan padamu, aku hanya suka memanggil mereka dengan panggilan "sayang". Hanya itu saja!
+ MURAHAN!
- Ada apa lagi sih?
+ Jangan menjadikan panggilan "sayang" sebagai mainan. Beberapa orang mempersepsikannya berbeda.
- Oh ya? Tapi, mereka tak mengatakan hal yang seperti itu.
+ Apa seseorang yang tersakiti juga mengatakan kalau dia tersakiti pada seseorang yang menyakitinya?
- Mereka yang cukup berani pasti mengatakannya, tapi yang nyalinya terlalu ciut selalu menyimpannya dalam-dalam.
+ Mereka memiliki persamaan.
- Jadi, apakah mereka yang kupanggil "sayang" itu tersakiti?
+ Kalau mereka tahu kau memanggil banyak orang dengan panggilan "sayang", sama saja kau menikam mereka dari belakang.
- Ah, tapi aku tak pernah berpikiran seperti itu.
+ Kau benar-benar tak punya perasaan ya, MURAHAN!
- Ah, kau ini. Di luar sana orang-orang sepertiku masih ada jutaan, bahkan miliyaran.
+ Lalu, kau ingin mengikuti jejak mereka? Dengan menambah jumlah orang yang sakit hati di dunia hanya karena kau memanggil mereka dengan panggilan "sayang"?
- Aku belum pernah berpikiran seperti itu.
+ Kalau kau belum memikirkannya, maka suatu saat nanti kau akan memikirkannya.
- Macam betul aja kau!
+ Jangan menjadikan panggilan "sayang" yang istimewa itu menjadi sesuatu yang DIOBRAL murah!
- Cerewet! Kau mau kupanggil "sayang" juga ya?
+ Hee.. Aku tidak mau jadi korban dari sikap MURAHANMU itu!
- Aku tidak MURAHAN! Aku suka memanggil mereka dengan sebutan "sayang" karena mereka juga akan memanggilku dengan panggilan "sayang", dengan begitu aku merasa diperhatikan.
+ Berarti masalahmu adalah kurang perhatian, bukan karena kau harus memanggil banyak orang dengan panggilan "sayang". Apa kau mencintai mereka yang kau panggil "sayang" itu?
- Ya, satu orang.
+ Lalu, mengapa kau tak memanggil dia dengan panggilan "sayang"? Panggilan "sayang" itu cukup untuk satu orang, dengan begitu dia merasa dicintai dan dihargai.
- Aku hanya belum siap mencintai satu orang.
+ MURAHAN!
- Jaga mulutmu hey!
with love :)
Dwitasari
0 komentar:
Posting Komentar