Ada sebuh cerita, seorang pria biasa, bukan pria istimewa,
bukan pria yg serba ada, hanya pria sederhana, ia mempunyai seorang kekasih yg
istimewa, wanita paling istimewa di matanya, sebelum mereka pacaran, pria ini
berjuang dan berusaha semampunya untuk bisa meyakinkan wanita itu bahwa dia
mencintainya, berusaha memberikan bukti dengan kesederhanaannya di antara
pria-pria lain yg bisa memberi lebih, pria ini tak mundur sedikitpun walau dia
tau bahwa dia hanya menjadi air putih di antara minuman-minuman bermerek,
hingga akhirnya mereka berdua menjadi sepasang kekasih, ketika pacaran pun
hubungan mereka hampir tak pernah mulus, persoalan silih berganti datang dan
pergi, tapi lagi, pria ini tetap bertahan, karna dia tau, tidak ada cinta yg selalu
berjalan mulus.
namun semakin lama seakan cinta itu bertepuk sebelah tangan, ketika masalah terus berdatangan hanya si pria ini yg berusaha menyelesaikan, bagaimana dengan wanitanya? Entahlah, semakin lama, hanya si pria yg selalu berkorban mempertahankan hubungannya, ketika mood sang wanita sedang tidak baik pria ini yg selalu mengembalikan moodnya supaya bisa kembali tersenyum, namun sebaliknya ketika mood sang pria sedang buruk si wanita ini justru hanya bisa emosi yg hanya semakin memburuk kan suasana, bukan menyalahkan si wanita, tapi coba baca lagi ketika mood wanita sedang tidak baik, semua yg di lakukan si pria pada wanitanya ini selalu berbanding terbalik dengan apa yang di lakukan wanitanya
namun semakin lama seakan cinta itu bertepuk sebelah tangan, ketika masalah terus berdatangan hanya si pria ini yg berusaha menyelesaikan, bagaimana dengan wanitanya? Entahlah, semakin lama, hanya si pria yg selalu berkorban mempertahankan hubungannya, ketika mood sang wanita sedang tidak baik pria ini yg selalu mengembalikan moodnya supaya bisa kembali tersenyum, namun sebaliknya ketika mood sang pria sedang buruk si wanita ini justru hanya bisa emosi yg hanya semakin memburuk kan suasana, bukan menyalahkan si wanita, tapi coba baca lagi ketika mood wanita sedang tidak baik, semua yg di lakukan si pria pada wanitanya ini selalu berbanding terbalik dengan apa yang di lakukan wanitanya
Seakan pria ini bukanlah pilihan
yg tepat!
Seakan pria ini hanya sebagai pelampiasan!
Seakan pria ini haya menjadi pelengkap tanpa pernah di anggap!
Seakan pria ini hanya sebagai pelampiasan!
Seakan pria ini haya menjadi pelengkap tanpa pernah di anggap!
LELAH? Tentu! Siapa orang yang mau terus di perlakukan seperti
itu?
Terkadang pria ini berfikir, mencintaimu apa harus se-sakit
ini? Tapi lagi, pria ini tetap bertahan, dia terus mencoba mengalah
dari semua bangsatnya masalah mereka, dia hanya menunggu, kapan wanitanya bisa
mengerti, dulu di awal hubungan mereka si pria di anggap tidak pernah peka,
tapi semakin lama semua terbalik, sekarang siapa yg tidak pernah bisa peka?
Entahlah, tolong buka mata dengan lebar! Buka hati! Pikir-pikir dan ingat lagi
apa yg pernah terjadi! Siapa yg harusnya peka? Dan Siapa yg selalu ngalah?
Kini pria ini hanya berharap si wanitanya bisa mengerti, seakan
pria ini lupa rasanya dimengerti, di lupa rasanya di perjuangkan, lupa rasanya
di utamakan, di utamakan bukan berarti pria ini ingin selalu menjadi yang utama
dalam setiap urusan, tidak! Bukan diutamakan yg seperti itu, atau mungkin pria
ini memang bukan yang utama atau bukan satu-satunya? Entahlah, tapi
jika memang pria ini bukan satu-satunya, mungkin sudah saatnya pria ini pergi,
bukan pergi untuk menyerah, tapi pergi karna memang pria ini sudah tidak akan
pernah di butuhkan, sudah ada orang lain yg mungkin menurut wanitanya
lebih baik dari pria ini, lebih bisa mengerti, lebih bisa lebih sabar, dan mungkin
bisa lebih sayang, yah!, MUNGKIN!
-oh iya kalau ada yg tanya siapa pria diatas, itu aku!
0 komentar:
Posting Komentar