...
Tak apa,
Tidak denganmu itu tak apa,
Aku tetap tak sendirian disini,
Aku di temani sepuluh jari tanganku yang penuh imajinasi.
Tak apa,
Tidak denganmu itu tak apa,
Aku tetap tak sendirian disini,
Aku di temani sepuluh jari tanganku yang penuh imajinasi.
Tak bersamamu itu tak apa,
Sekalipun bukan aku untuk hidupmu,
Tetap tentangmu dalam semua karyaku.
Sekalipun bukan aku untuk hidupmu,
Tetap tentangmu dalam semua karyaku.
Tak dicintaimu itu tak apa,
Meskipun bukan aku dalam hatimu,
Semangatku tetap senyummu.
Meskipun bukan aku dalam hatimu,
Semangatku tetap senyummu.
Ada atau tanpa aku,
Kamu tetap keindahan yang nyata,
Bagiku, dan banyak mata.
Kamu tetap keindahan yang nyata,
Bagiku, dan banyak mata.
Jika akhirnya aku benar tak bisa
bersamamu?
Aku tak apa, akan tiba saatnya,
aku tidak mencintaimu lagi.
Aku tak apa, akan tiba saatnya,
aku tidak mencintaimu lagi.
Tapi untuk saat ini,
Dengan atau tanpamu,
sepanjang aku hidup, kamu lah yang kuhirup
Dengan atau tanpamu,
sepanjang aku hidup, kamu lah yang kuhirup
...
Aku
tak pernah sesedih ini sebelumnya, aku pikir waktu yang kubutuhkan untuk
melupakanmu juga tak mungkin sepanjang ini. Ternyata aku salah besar, hari-hari
yang kulalui dengan usaha untuk melupakanmu sampai saat ini belum menemukan
titik temu.
Kamu masih jadi segalanya, berdiam di kepala, masih jadi yang paling penting dalam hati, maaf jika menurutmu sikapku ini berlebihan, sungguh ketika masih bersamamu aku selalu beranggapan semuanya akan indah meskipun aku tau semuanya pasti berakhir buruk, memang tidak mudah bagiku untuk mengakhiri semuanya dengan indah, namun hari-hari ku jauh lebih indah semenjak ada kamu. Sudah kucoba berbagai cara untuk melupakanmu, menggantimu dengan orang-orang baru yang jelas lebih darimu namun tetap saja, kamu selalu lebih indah menurutku. Kamu, sosok yang dulu selalu menjadi alasan untukku tersenyum sekaligus menjadi imajinasi bagi sepuluh jari tanganku untuk selalu menuliskan tentangmu.
Kamu masih jadi segalanya, berdiam di kepala, masih jadi yang paling penting dalam hati, maaf jika menurutmu sikapku ini berlebihan, sungguh ketika masih bersamamu aku selalu beranggapan semuanya akan indah meskipun aku tau semuanya pasti berakhir buruk, memang tidak mudah bagiku untuk mengakhiri semuanya dengan indah, namun hari-hari ku jauh lebih indah semenjak ada kamu. Sudah kucoba berbagai cara untuk melupakanmu, menggantimu dengan orang-orang baru yang jelas lebih darimu namun tetap saja, kamu selalu lebih indah menurutku. Kamu, sosok yang dulu selalu menjadi alasan untukku tersenyum sekaligus menjadi imajinasi bagi sepuluh jari tanganku untuk selalu menuliskan tentangmu.
Semua masih tentangmu.
Mimpi itu, harapan itu,
Tak pernah ada yang berubah,
Karena setiap incinya begitu berarti bagiku.
Mimpi itu, harapan itu,
Tak pernah ada yang berubah,
Karena setiap incinya begitu berarti bagiku.
Kamu
mungkin tidak pernah sadar yang aku lakukan ini selalu saja tentangmu, aku
sendiri juga tidak pernah sadar apa yang aku lakukan, aku selalu resah
melakukan hal untukmu, bukan soal balasannya, tapi aku resah melakukan ini
semua karena aku tidak tau ini karena sayang atau terpaksa, kemudian aku
bercermin melihat mataku secara dalam-dalam, ternyata mataku tak sedikitpun
menunjukkan keterpaksaan. Aku memang tidak paham benar soal cinta, namun yang
aku tau, cinta memang berkorban segininya walau akhirnya mungkin tak terbalas
namun aku ingin sekedar kamu tau, semua yang telah aku lakukan untukmu tak
pernah setengah-setengah. Seandainya sekarang aku berada di dekatmu,
akan ku ceritakan sebuah kisah tentang melupakan dan mengikhlaskan, sungguh itu
adalah dua hal yang bernar-benar tidak mudah. Aku, yang mencintaimu, yang
selalu memperjuangkanmu, dan yang selalu berusaha untuk membuatmu bahagia namun
selalu gagal, bahkan untuk melupakanmu yang jelas-jelas bukan untukku pun
sampai saat ini aku belum mampu, mencintaimu dan memperjuangkanmu sampai sejauh
ini bukan lah hal mudah, semoga matamu tidak buta akan hal itu.
Melepas memang tidak pernah mudah,
Tetapi bertahan dengan orang yang hatinya sudah pergi entah kemana,
itu jauh lebih susah dan menyakitkan.
Tetapi bertahan dengan orang yang hatinya sudah pergi entah kemana,
itu jauh lebih susah dan menyakitkan.
Semoga
kamu juga tau, saat ini, setiap hari aku berjuang untuk melupakanmu, aku selalu
memaksa diriku untuk membencimu, ketika kulihat ada orang lain di sampingmu
yang bisa membuatmu bahagia, aku berusaha keras setiap hari menerima kenyataan
yang begitu kelam bagiku. Bisakah kamu bayangkan gimana rasanya jadi orang yang
setiap saat terluka ketika mengingat orang yang dicintainya, orang di
sayanginya bahagia dengan orang lain? Bisakah kamu bayangkan rasanya jadi aku,
yang disini sendiri melihatmu menari-nari bahagia setiap hari?. Pernah suatu
kali aku mencoba memaksa mempertahankan semuanya, hanya karna aku tak bisa kehilanganmu,
lalu seseorang menepuk pundak ku dan berkata “semua yang milikmu akan kembali
padamu, tak perlu terlalu memaksakan semuanya, yang memang untukmu akan datang
tanpa kamu minta, dan yang bukan untukmu pasti akan hilang meskipun di
perjuangkan”. Ibarat sebuah baju kamu adalah kemeja limited yang sudah
deadstock, yang ukurannya sudah pas denganku, aku pernah datang dan melihat
bandrol hargamu, setelah aku mengumpulkan uang untuk membelimu, tapi kamu sudah
di beli sama orang lain, tidak pernah ada yang membuat kamu lagi, bahkan dari
brand lain, aku cuma berharap seseorang yang pertama membelimu suatu saat bosan
denganmu dan membuangmu, dan aku masih menerimamu bahkan kamu second sekalipun.
Kamu pikir mudah,
Menjadi layang-layang yg tak tau arah?
Kamu pikir tidak lelah,
Menanti senja yang tak kunjung datang pelangi?
Kamu pikir menemukan kenyamanan semudah membuat harapan?
Kamu salah!
Kamu tidak akan pernah tau,
Bagaimana lelahnya sungai mencari muaranya!
Menjadi layang-layang yg tak tau arah?
Kamu pikir tidak lelah,
Menanti senja yang tak kunjung datang pelangi?
Kamu pikir menemukan kenyamanan semudah membuat harapan?
Kamu salah!
Kamu tidak akan pernah tau,
Bagaimana lelahnya sungai mencari muaranya!
Aku
sangat ingin melupakan ini semua, sayang, kamu tau sejak awal aku adalah orang
yang tidak mudah menyerah hanya karena di sakiti berkali-kali-jika telah
terlanjur mencinta. Selama ini aku sadar mencintaimu adalah kebodohan yang
harusnya tak pernah kulanjutkan, aku harusnya tak perlu seberlebihan ini, tak
perlu berharap terlalu banyak tak perlu memimpikanmu agar memiliki perasaan
yang sama, tak perlu sayang, tak perlu cinta, selama ini aku sadar akan hal
itu, aku ingin melupakan semuannya, aku ingin lupa bahwa kita pernah berada
dalam keadaan baik-baik saja, aku ingin melupakan semua kata cinta, rindu dan
semua bualan yang seharusnya tak pernah ada dari awal. Aku ingin pergi
dan menjadi aku yang lama, jauh lebih lama sebelum mengenalmu, yang sibuk
bahagia dengan duniaku sendiri, tanpa ada kamu di dalamya, namun sayangnya aku
belum mampu melakukan itu semua, itu bukan hal mudah dan butuh waktu yang tidak
sebentar juga untuk menghilangkan semua warna-warni yang telah kamu ciptakan
lalu kamu tinggalkan. Tapi aku sadar satu hal, kalau akhirnya aku harus
menyerah, setidaknya kamu tau bahwa aku pernah berjuang mati-matian agar tidak
kalah oleh keadaan.
...
Kebanyakan, lebih rela kembali
menangis karena memilih untuk tetap percaya. Kebanyakan, lebih rela kembali
sakit hanya demi kilasan kenangan yang ada. Kebanyakan, lebih rela terlihat tak
punya harga hanya karena merasa seperti sudah sejiwa.
Jangan pernah menyianyiakan orang yang
mengatakan sangat tulus mencintaimu, membuatnya terbang lalu kamu tarik lagi
jatuh kebawah. Kamu tau dia setia dan tidak akan pernah pergi. Tapi cinta tidak
pernah sebercanda itu.
...
0 komentar:
Posting Komentar