aku tak bisa berjanji bahwa tak
akan ada lagi rindu,
aku tak bisa berjanji bahwa tak akan ada lagi doa-doa untukmu,
aku tak bisa.
karena barangkali setelah semua ini aku akan berjalan saja, bukan berlari, apa lagi mengingkari isi hati.
aku akan berjalan mengikuti apapun yang ditakdirkan Tuhan.
karena menghilang dari hidupmu bukan berarti secepat itu aku mampu untuk tidak mencintaimu.
aku tak bisa berjanji bahwa tak akan ada lagi doa-doa untukmu,
aku tak bisa.
karena barangkali setelah semua ini aku akan berjalan saja, bukan berlari, apa lagi mengingkari isi hati.
aku akan berjalan mengikuti apapun yang ditakdirkan Tuhan.
karena menghilang dari hidupmu bukan berarti secepat itu aku mampu untuk tidak mencintaimu.
...
Hai, Apa kabar?.
lihat tanda tanya itu, berjuta makna tersimpan disana, berjuta kata yang tak pernah mampu kuucap karena aku terlalu pengecut, terlalu takut, hingga akhirnya hanya kujadikan sebuah tanda tanya di akhir kalimat itu.
lihat tanda tanya itu, berjuta makna tersimpan disana, berjuta kata yang tak pernah mampu kuucap karena aku terlalu pengecut, terlalu takut, hingga akhirnya hanya kujadikan sebuah tanda tanya di akhir kalimat itu.
Awalnya aku masa bodoh sama
kalimat klise yang katanya,” ada yang sama sakitnya dengan ditinggalkan, yaitu
meninggalkan”. Sampai akhirnya aku menemukanmu dan aku mengalamai itu, entah
siapa yang meninggalkan dan siapa yang ditinggalkan diantara kita, selama ini
kita terlalu sibuk menunjuk satu sama lain hingga tidak pernah berkaca pada
diri sendiri, kamu dan juga aku tentu saja, kita sama-sama terlalu sibuk
menunjuk, menyalahkan, yang bahkan sebenarnya tidak ada yang bisa disalahkan
dan dibenarkan. Kita berdua sebagai pemeran utama diatas kisah ini, dalam
setiap kisah dalam dongeng kita selalu tau, siapa yang jahat akan menyesal pada
akhinya, siapa yang menjadi antagonis akan mendapat balasan setimpal atas apa
yang dia lakukan. Jika kisah kita di hubungkan dengan dongeng, maka jawabannya
adalah aku adalah orang yang bersalah dari kisah ini. Namun, hingga saat ini, jika kamu bertanya
kepadaku, “sayang gak sih kamu sama aku?” jawabannya tetap sama dan akan selalu
sama. Aku lebih sayang sama kamu.
...
Di awal 2015 lalu aku adalah orang kacau, berantakan karena patah hati, lalu kamu datang begitu saja, masuk entah darimana yang secara tiba-tiba menjadi pembeda untukku, seolah kamu merapikan sebagian dariku yang kacau itu. lebih dari itu kamu yang datang dengan tiba-tiba itu bahkan berani menuntun sebagian dari diriku untuk bangun dan mulai berjalan, denganmu, tentu saja. Dan entah secara tiba-tiba juga aku mulai menikmati kehadiranmu yang tiba-tiba itu. kamu selalu indah, selalu istimewa bahkan dalam keadaan yang susah untuk kujelaskan. Kamu datang sebagai obat paling manjur dari patah hati terhebatku, meskipun kamu hanya menyembuhkan sebagian dari luka itu. secara tiba-tiba kamu membuatku merasa lain, secara tiba-tiba kamu membuat nyaman, aku tidak bisa menyangkal itu, ya! Aku nyaman. Kamu yang datang dengan tiba-tiba itu mulai menjadi candu untukku, kamu menjadi obat paling istimewa untuk patah hatiku. menyembuhkan sebagian dari diriku.
...
Di tengah kebahagian kita dan
kenyamananku denganmu yang tiba-tiba itu, dia yang membuatku patah hati kembali
hadir. Dia yang sama seperti halnya nikotin di hidupku, aku tau dia tak baik
untukku, namun sialnya aku belum bisa menjauhinya, waktu itu. dia hadir membawa
manis yang waktu itu aku sadar dan aku tau itu palsu, aku sadar, aku tau itu tapi
entah kenapa aku menanggapinya. Entah kamu menyadarinya atau tidak, semenajak
dia hadir kembali secara otomatis aku berubah drastis kepadamu. Aku
menyianyiakan sabarmu demi kepalsuan yang dia punya. Aku sadar itu, tapi aku
tak bisa mengontrol diriku sendiri. Dari hal itu akhirnya aku menyadari, bahwa
lukaku belum sepenuhnya sembuh, kamu hanya menyembuhkan sebagian saja, ya! Sebagian
saja. Ini salahku, tentu saja!. Hingga akhirnya aku sendiri yang
menyimpulkan bahwa aku belum baik untukmu, Ini salahku. Tentu saja!.
...
Semua orang boleh saja bertanya
perihal cinta sampai ke detail-detail kecilnya. Akan kupersilahkan tanpa
pengecualian.
karena jawabannya selalu sama.
tetap saja kamu, pada akhirnya.
karena jawabannya selalu sama.
tetap saja kamu, pada akhirnya.
...
“Aku belum baik untukmu” itu
adalah alasan paling bodohku untuk meninggalkanmu saat itu. Tidak! Bukan karena
aku tidak mencintaimu. Aku selalu mencintaimu, kamu yang selalu tiba-tiba, kamu
yang selalu hadir dengan keadaan yang tak pernah bisa kujelaskan, bagaimana
bisa aku tidak mencintaimu yang selalu terlihat istimewa untukku? Aku
mencintaimu. Tentu saja!. Jika kamu bertanya kenapa aku meninggalkanmu?. Aku
akan selalu menjawab bahwa aku sedang memperbaiki diri, aku sedang memperbaiki
diri, aku akan selalu menjawab itu, dan itu jujur. Mungkin aku selalu bohong,
mungkin kamu tidak akan pernah lagi percaya setelah kamu baca tulisan ini, tapi
ketika aku bilang bahwa aku sedang memperbaiki diri, itu untukmu!, ya! Aku memperbaiki diri untukmu!. Orang bilang,
hubungan yang baik adalah hubungan yang dimulai dari hati yang baru, dan aku
menyadari satu hal ketika aku bersamamu, aku belum sepenuhnya baru, hanya sebagian
saja yang baru, ya! Sebagian saja. Bagaimana bisa aku
memulai hubungan baru dengan hati bekas? Bagaimana bisa aku mencintai orang
dengan cinta bekas?. dan seketika itu aku memilih pergi, untuk memperbaiki diri
dan membuat baru hatiku sendiri. itu buat kamu! Tentu saja!
...
Aku
ingin berdamai dengan masalalu,
kemudian menerima dan mencintai diri sendiri saat ini,
agar bisa mencintaimu lebih baik lagi nanti.
kemudian menerima dan mencintai diri sendiri saat ini,
agar bisa mencintaimu lebih baik lagi nanti.
...
Namun sialnya, ketika aku telah
benar-benar baru, kamu secara tiba-tiba sekali lagi, memiliki orang baru
dihidupmu, mungkin jauh lebih baik dariku menurutmu. Seperti dalam dongeng
bukan?, si jahat akan mendapat pelajaran atas apa yang telah dilakukan, dan ya!
Aku si jahat. Ini salahku, tentu saja!. Sakit? Pasti!, kecewa? Pada siapa?
Diriku sendiri? Resiko!, menyesal? Tentu saja!. Bagaimana bisa kau
menyianyiakanmu yang begitu istimewa waktu itu? bagaimana bisa aku
meninggalkanmu dengan seenaknya waktu itu? dimana hatiku waktu itu? ini
salahku!, tentu saja!. Maafkan aku.
Mungkin aku sering bohong sama kamu, mungkin kamu juga tau jika aku telah menyianyiakan percayamu waktu itu. Dan mungkin setelah baca tulisan ini, akan bertambah satu kebohongan lagi yang akhirnya kamu harus tau. Aku sadar,mungkin jika aku hanya bilang “maafkan aku” itu gak akan pernah cukup. Tapi percayalah aku tidak pernah sekali pun berbohong ketika aku bilang “aku lebih sayang sama kamu”. dan kamu mungkin juga harus tau, walaupun mungkin ini sudah tidak ada pentingnya lagi buat kamu. sejak aku meninggalkanmu waktu itu, aku tidak pernah lagi punya orang baru untuk menggantikanmu, dan tentu saja!, kamu adalah alasannya!. Maafkan aku.
Mungkin aku sering bohong sama kamu, mungkin kamu juga tau jika aku telah menyianyiakan percayamu waktu itu. Dan mungkin setelah baca tulisan ini, akan bertambah satu kebohongan lagi yang akhirnya kamu harus tau. Aku sadar,mungkin jika aku hanya bilang “maafkan aku” itu gak akan pernah cukup. Tapi percayalah aku tidak pernah sekali pun berbohong ketika aku bilang “aku lebih sayang sama kamu”. dan kamu mungkin juga harus tau, walaupun mungkin ini sudah tidak ada pentingnya lagi buat kamu. sejak aku meninggalkanmu waktu itu, aku tidak pernah lagi punya orang baru untuk menggantikanmu, dan tentu saja!, kamu adalah alasannya!. Maafkan aku.
...
Apakah
aku meninggalkanmu?, Kamu tidak akan benar-benar tau sampai nanti ketika aku
telah selesai dengan perjuanganku. Aku atau kamu yang berhenti memperjuangkan?,
Setidaknya
aku tidak melepas doaku sekalipun aku melepas genggamanmu,ada beban yang harus
kuangkat dengan kedua tanganku, sebab itu aku harus melepaskan dulu genggaman kita.
maafkan aku, aku belum kuat untuk mengangkat bebanku dengan satu tanganku
sembari mendukungmu dengan genggamanku pada tangan yang lainnya
...
jika kamu bertanya kepadaku, “sayang gak sih kamu sama aku?” jawabannya
tetap sama dan akan selalu sama. Aku lebih sayang sama kamu.
Terimaksih, Sudah (dan masih) Membuatku Jatuh Cinta.
Selamat Berbahagia.
0 komentar:
Posting Komentar